Ko Agi Maca

0

-=Sapa=-

Gin Minggu, 22 Agustus 2010

Sapa
Hampir setiap saat anda bertemu dengan orang lain. Di pasar, di mall, di jalan, di sekolah, di kantor, di bus, di bandara dan masih banyak lagi. Dimana saja anda akan bertemu orang lain. Diantara banyak orang yang anda temui, tentu ada yang anda sapa, ada juga yang tidak. Pertanyaannya, siapa yang anda sapa?
Jawaban standar; orang yang saya kenal. Bagaimana mungkin saya menyapa orang yang tidak saya kenal? Itu mungkin pertanyaan yang muncul di benak anda. Bukan anda saja, saya juga masih ragu-ragu dalam berkenalan dengan orang lain. Takut, waswas, mau ngomong apa, malu dan berbagai sugesti lainnya yang masuk ke otak kita untuk diam seribu bahasa di samping orang lain.
Saya ingat saat berada di dalam pesawat bersama kekasih saya. Waktu itu kami mau mengunjungin si mbah yang ada di desa. Duduk dideretan tengah, saya berada disamping bapa-bapa yang berumur paruh bayah. Pertama saya diam seribu bahasa, tiba-tiba bapa itu mengajak ngobrol dengan saya. Akhirnya ketahuan juga, ternyata beliau tinggalnya di Semarang juga namun bekerja di perusahaan yang ada kota Surabaya. Saya malu rasanya, tidak memulai duluan. Itulah rasa malu mengalahkan segalanya. Akan tetapi dari obrolan itu kita bisa saling mengenal.
Ada kisah seseorang guru dan murid goblok yang sedang berjalan ke mall. Guru itu ingin muridnya belajar bagaimana menyapa orang lain. Sesampainya di salah satu restoran yang sangat ramai. Penghuninya penuh sesak sehingga mereka duduk bergabung di sebuah meja yang sudah ditempati oleh seorang ibu muda.
Sudah menjadi gaya guru tersebut. Dimulai dari basa-basi standar : tanya nama, kerja dimana, keluarga dimana dan sebagainya. Sampai akhirnya bicara sana sini. Dengan akrab. Sang murid masih saja memperhatikan pola tingkah laku gurunya, antara kagum atau malu-maluin. Sang guru mengenalkan kepad wanita tersebut. Dan ikut dalam pembicaraan mereka. Ternyata ibu muda itu kepala salah satu kantor cabang pegadaian Surabaya. Bertemu dengan orang pegadaian, murid itu teringat dengan temannya masa SMA yang mengambil program D3 Departemen Keuangan.
Ia bekerja di pegadaian. Pertanyaan itu di tanyakan kepada kawan barunya itu. Ternyata ia kenal dan memberikan nomor handphone kawan murid itu yang tidak pernah bertemu selama 17 tahun. Gak lama-lama menunggu, murid tersebut mengontak kawan lamanya tersebut. Hingga kini komunikasi dengan kawannya tersebut kembali intensif.
Itulah manfaat apabila kita mengambil hikmah menyapa siapapun yang kita temui. Mungkin kadang-kadang terlihat aneh. Mungkin juga akan dijulukin SKSD, sok kenal sok akrab.. tetapi inilah peluang. Seperti cerita nabi Yusuf melalui aktifitas menafsirkan mimpi-mimpi. Kerjakan terus dengan harapan saat akan berbuah kesempatan yang lebih baik.
Tapi berbeda kalau SKSD nya dengan wanita, dapat nomor dan bla..bla. itu lain lagi ceritanya. Artinya anda mencari kesempatan untuk berkenalan dengan dia. Niat pertama anda yang harus anda perbaikin.
Seperti contoh pak SBY, yang selalu melambaikan tangan dan menyapa siapapun. Loh, presiden aja masih mau menyapa orang lain. Apakah kita sebagai orang biasa masih gak berani menyapa orang lain. Dalam islam pun diajarkan kita menyapa orang lain bukan. Why not? Ayoo lakukan dan katakan.
Guru tersebut terus mengajarkan kepada muridnya agar selalu berlatih berkomunikasi dengan orang lain. Siapa saja. Kenal atau tidak. Tapi ingat, orang tersebut baik apa gak. Jangan-jangan preman kampung yang kita aja kenal. Wahh,,, bahaya tuh. Bukannya dapat teman malah dapat lawan. Berpikiran positif aja.
Alhamdulillah, saya sudah menerapkan kemaren saat seminar sehari bareng Dewan Pers. Walaupun tidak kenal dengan komunitas lain, saya beranikan diri mengenalkan diri kepada mereka saat duduk makan siang. Mereka kenal saya dan saya mengenal mereka. Ayoo, apakah anda berani??

0 komentar:

Posting Komentar

 
Ngopired ©2010 The Ghost